Indonesia Hadapi Tantangan Kesetaraan Akses Digital
Anggota Komisi X DPR RI Irine Yusiana Roba Putri saat menghadiri diskusi dengan Global Affairs Canada di Ottawa, Kanada, Kamis (16/11/2017). foto:Dok/afr
Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan untuk mencapai kesetaraan akses digital. Kondisi geografis yang sangat luas dan beragam, dibarengi dengan populasi yang sangat besar membuat pemerataan koneksi broadband nasional sebagai pekerjaan besar pemerintah saat ini.
“Saat ini terjadi tren pemanfaatan media sosial oleh generasi muda untuk menyampaikan aspirasi dan pilihan politiknya. Generasi muda berada dalam posisi strategis bukan hanya sebagai penyampai informasi, tapi juga sebagai news generator dan content creator,” kata Anggota Komisi X DPR RI Irine Yusiana Roba Putri saat menjadi panelis dalam diskusi dengan Global Affairs Canada di Ottawa, Kanada, Kamis (16/11/2017).
Politisi F-PDI Perjuangan itu menilai, peran besar media digital dalam politik sangat terlihat pada Pilkada DKI 2012, Pilpres 2014, Pilkada DKI 2017, dan diprediksi akan terus meningkat hingga tahun politik 2018-2019.
Namun, tambah Irine, Infrastruktur digital yang belum merata dan menjangkau semua kalangan menjadikan promosi partisipasi kaum muda dalam politik saat ini lebih terpusat di kota-kota besar. Irine menggarisbawahi kondisi riil di lapangan. Saat ini akses digital masih menjadi barang mewah bagi sebagian besar kalangan muda terutama yang bermukim di kawasan Indonesia timur.
“Bagi yang telah memiliki akses, tantangan selanjutnya adalah literasi digital sehingga dapat memilah informasi yang terpercaya, layak untuk di-share, hingga memproduksi konten berkualitas. Kita sudah mulai memikirkan integrasi literasi digital dalam kurikulum pendidikan. Hal ini untuk menciptakan generasi yang mampu bertanggung jawab atas akses digital di tangan mereka,” imbuh politisi asal Dapil Maluku Utara itu.
Diskusi panel ini merupakan inisiatif Inter-Parliamentary Union (IPU) dan Global Affairs Canada (Departemen Luar Negeri Kanada). Global Affairs Canada merupakan salah satu mitra IPU untuk agenda kesetaraan gender dan dukungan pemberdayaan perempuan. Saat ini, Irine dipercaya bertugas sebagai Board Member Forum of Young Parliamentarians IPU.
Acara ini bertujuan mendiskusikan peluang dan tantangan yang dihadapi anggota muda parlemen dalam mempromosikan demokrasi, pemerintahan inklusif, hak asasi manusia dan partisipasi aktif pemuda dalam politik. Internet dan segala dinamikanya dipercaya sebagai alat penting untuk mencapai tujuan tersebut. (sf/sc)